Untuk anda yang ingin mendownload filenya, berbentuk (.docx)
Silahkan klik link dibawah ini!.
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, mengadakan bimbingan dalam sekolah menjadi sesuatu yang penting. Sebab pada dasarnya setiap manusia itu membutuhkan bimbingan untuk mengarahkan dirinya sesuai dengan perkembangannya. Maka dari itu anak didik dalam suatu lembaga sekolah pun tentunya membutuhkan sebuah bimbingan untuk mengarahkan perkembangannya yang masih labil.
Bimbingan yang dapat diberikan oleh sekolah ini banyak macamnya, sebab permasalahan dalam sekolahpun ternyata cukup banyak. Salah satu permasalahan tersebut adalah permasalahan belajar. Anak kadang sulit menemukan cara belajar yang efesien. Di sinilah letak peran sekolah untuk memberikan bimbingan kepada anak didiknya tentang bagaimana cara belajar yang efesien.
Bantuan yang dapat diberikan sekolah dalam bimbingan belajar ini bukan hal itu saja, akan tetapi banyak macamnya. Diantaranya: menentukan cara mempelajari atau menggunakan buku-buku pelajaran; membuat tugas-tugas sekolah, mempersiapkan diri untuk ulangan/ujian; memilih mata pelajaran yang cocok dengan minat, baik, kecakapan, cita-cita dan kondisi fisik; memahami kesulitan-kesulitan dalam mata-mata pelajaran tertentu; menentukan pembagian waktu dan perencanaan pembelajaran; memilih pelajaran-pelajaran tambahan.
Materi tentang bimbingan belajar seperti di ataslah yang akan dibahas dalam makalah ini secara lebih lengkap.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN BELAJAR
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Prosedur belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi program studi terpilih tidak dikuasai dengan baik, sehingga dalam mengikuti program studi kelanjutan akan timbul kesulitan.
Jenis bimbingan ini memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, misalnya dalam hal :
1) Mendapatkan cara belajar yang efisien, baik sendiri maupun kelompok.
2) Menentukan cara mempelajari atau menggunakan buku-buku pelajaran.
3) Membuat tugas-tugas sekolah, mempersiapkan diri untuk ulangan/ujian.
4) Memilih mata pelajaran yang cocok dengan minat, baik, kecakapan, cita-cita dan kondisi fisik.
5) Memahami kesulitan-kesulitan dalam mata-mata pelajaran tertentu.
6) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan pembelajaran.
7) Memilih pelajaran-pelajaran tambahan.
Adapun yang menjadi tujuan dari bimbingan belajar ialah membantu murid-murid agar mendapat penyesuaian dengan baik dalam situasi belajar. Dengan bimbingan ini diharapkan setiap murid dapat belajar dengan sebaik mungkin, sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.[1]
Sementara itu, menurut Jamal Ma’mur Asmani dalam bimbingan akademik ini, bantuan yang dapat diberikan kepada anak dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan, atau membantu agar para siswa dapat sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.[2]
Bidang bimbingan sekolah dewasa ini sarat permasalahan, yang tidak sedikit di antaranya menyangkut cara/usaha belajar siswa. Tenaga bimbingan yang bertugas di institusi pendidikan formal harus mengetahui segala permasalahan yang menyangkut pendidikan sekolah dan seluk-beluk dari kegiatan psikis yang disebut belajar. Pelayanan bimbingan akademik untuk sebagian besar disalurkan melalui kegiatan bimbingan kelompok, baik dijenjang pendidikan menengah maupun di pendidikan tinggi; untuk sebagian kecil Untuk sebagian kecil disalurkan melalui bimbingan individual, terutama dalam wawancara konseling. Suatu program bimbingan dibidang belajar akademik akan memutar unsur-unsur sebagai berikut:
1) Orientasi pada siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur beljar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah bersangkutan.
2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, secara individual atau secara kelompok.
3) Bnatuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka ragam kegiatan nonakademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
4) Pengumpulan data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, serta cita-cita hidup; dan pengumpulan data tentang program studi di perguruan studi yang tersedia dalam bentuk brosur, buku pedoman baru, kliping iklan di surat kabar, dan sebagainya.
5) Bantuan dalam hal mengatasi berane kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai bidang studi, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit belajar secara rutin, dan sebagainya.
Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar (kelompok tentir) dan mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif.[3]
B. PRINSIP EFISIEN DALAM BELAJAR
Belajar merupakan soal yang erat hubungannya dengan prinsip ekonomi. Tegasnya makin cepat kita belajar dengan prestasi yang bersamaan, maka makin baiklah keadaan itu, sehingga dalam soal belajarberlaku pula hukum efisiensi. Makin cepat kita belajar dengan hasil yang makin baik, makin baik dan efisien. Maka adalah pada tempatnya bila orang mengatakan bahwa belajar merupakan time consuming job.
Hubungan Prestasi Belajar dengan Intelegensi
Banyak orang mengira dan berpendapat bahwa kerendahan hasil prestasi belajar anak sekolah disebabkan kerendahan dalam segi intelegensinya. Pendapat yang demikian tidaklah seluruhnya benar.
Memang ada anak yang prestasi belajarnya rendah disebabkan kurang intelegensinya, tetapi tidak semua prestasi belajar yang rendah disebabkan kurang intelegensinya sehingga keadaan itu tidaklah mutlak. Dengan demikian, maka kerendahan prestasi belajar dapat disebabkan oleh faktor yang lain. Salah satu sebab ialah kurang tepatnya di dalam cara belajar yang ditempuhnya. Juga di dalam proses belajar sering kita jumpai adanya suatu plateau, di mana salah satu sebab ialah kurang tepatnya cara atau teknik belajarnya. Karena itu, tidaklah pada tempatnya memandang secara apriori bahwa kerendahan prestasi belajar disebabkan oleh kerendahan intelegensi.[4]
C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DI DALAM BELAJAR
Agar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya maka, haruslah diperhatikan faktor-faktor yang terdapat di dalam belajar itu. Di dalam belajar akan didapati adanya :
1. Faktor Anak / Individu
Faktor individu merupakan faktor yang penting. Anak jadi belajar atau tidak adalah tergantung kepada anak itu sendiri. Walaupun mungkin faktor-faktor yang lain telah memenuhi persyaratan, tetapi kalau individu tersebut tidak mempunyai kemauan untuk belajar maka proses belajar itu tidak terjadi.
Individu terbentuk dari fisik dan psikis yang masing-masing tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi .
a) Faktor Fisik
Faktor ini berhubungan erat dengan soal kesehatan fisik. Fisik harus dalam kondisi baik, dalam arti sehat. Bila badan sakit maka akan berpengaruh terhadap belajar anak. Untuk menjaga kesehatan badan perlu ada aktivitas fisik sebagai selingan belajar untuk menjaga agar badan selalu dalam kondisi yang baik.
b) Faktor Psikis
Faktor yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hal ini ialah bahwa individu harus mempunyai kesiapan mental (Mental Set) untuk menghadapi tugas. Mental Set ini mempengaruhi motif, minat, perhatian, konsentrasi dan sebagainya.
1) Motif.
Merupakan hal yang penting dalam manusia berbuat. Dengan motif yang kuat, maka individu akan berusaha untuk menghadapi tugas yang ditentukan. Apabila anak mempunyai motif yang cukup kuat untuk belajar, maka ia akan berusaha agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu harus ditanamkan kepada anak, apa kegunaan belajar.
2) Minat
Minat akan memperbesar motif yang ada pada individu. Berhubung dengan hal tersebut maka perlu ditimbulkan minat pada anak-anak.
3) Konsentrasi Perhatian
Agar belajar dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, maka diperlukan konsentrasi yang baik atas materi yang sedang dipelajari. Seluruh perhatian harus dicurahkan kepada apa yang dipelajari.
4) Natural Curiousity
Ialah keinginan untuk mengetahui secara alami. Kalau dalam diri anak sudah terselip rasa ingin tahu, ini berarti bahwa anak memiliki dorongan atau motif untuk mengetahui apa hakikat dari mata pelajaran yang dipelajari itu.
5) Balance Personality/ Pribadi yang Seimbang
Apabila individu telah memiliki pribadi yang seimbang, maka individu akan dapat menyesuaikan dengan situasi disekitar dengan baik.
6) Self Confidence
Kepercayaan pada diri sendiri. Bahwa dirinya juga mempunyai kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai prestasi yang baik.
7) Self Dicipline
Merupakan disiplin terhadap diri sendiri. Hal ini harus ditanamkan dan dimiliki oleh tiap-tiap individu, karena sekalipun mempunyai rencana belajar yang baik, namun hal itu akan tetap tinggal rencana kalau tidak ada disiplin diri.
8) Inteligensi
Belajar dengan pengertian akan jauh berbeda hasilnya apabila tanpa pengertian, dan pengertian ini erat hubungannya dengan inteligensi.
9) Ingatan
Perlu adanya pengulangan dari apa yang telah dipelajari, karena tujuan belajar adalah agar apa yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan.
2. Faktor Lingkungan
1) Tempat
Tempat belajar yang baik adalah tempat yang tersendiri, tenang, warna dinding sebaiknya jangan tajam atau menyolok dan dalam ruangan jangan sampai ada hal-hal yang dapat mengganggu perhatian.
2) Alat-alat untuk belajar
Belajar tidak akan dapat berjalan dengan baik bilamana tanpa alat-alat belajar yang cukup.
3) Suasana
Suasana belajar yang baik akan memberikan motivasi yang baik terhadap proses belajar dan ini akan berpengaruh baik terhadap prestasi belajar anak-anak.
4) Waktu
Pembagian waktu untuk belajarpun harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
5) Pergaulan
Pergaulan anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Oleh karena itu hendaknya dijaga agar anak bergaul dengan anak-anak yang suka belajar.
3. Faktor Bahan Yang Dipelajari
1) Pada umumnya belajar dengan cara keseluruhan lebih baik daripada belajar secara bagian-bagian. Hal ini berdasarkan prinsip totalitas, dimana keseluruhan merupakan suatu kebulatan.
2) Sebagian waktu belajar disediakan untuk melakukan ulangan. Ulangan ini digunakan untuk mengecek sampai dimana bahan yang dipelajari itu tinggal dalam ingatan.
3) Atas apa yang dipelajari hendaknya diadakan ulangan sekerap mungkin.
4) Didalam mengulangi bahan pelajaran hendaknya dipakai spaced repetition, yaitu mengulangi dengan waktu tenggang.
5) Apabila materi yang dipelajari tidak mempunyai arti, maka pergunakanlah cara mneumoteknik, yaitu bahan yang satu dihubungkan dengan bahan lainnya hingga merupakan suatu kesatuan yang berarti.[5]
BAB III
PENUTUP
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Jenis bantuan yang dapat diberikan sekolah dalam bimbingan belajar ini antara lain: mendapatkan cara belajar yang efektif dan efesien; menentukan cara mempelajari atau menggunakan buku-buku pelajaran; membuat tugas-tugas sekolah, mempersiapkan diri untuk ulangan/ujian; memilih mata pelajaran yang cocok dengan minat, baik, kecakapan, cita-cita dan kondisi fisik; memahami kesulitan-kesulitan dalam mata-mata pelajaran tertentu; menentukan pembagian waktu dan perencanaan pembelajaran; memilih pelajaran-pelajaran tambahan.
Dalam belajar terdapat prinsip bahwa, “makin cepat kita belajar dengan hasil yang makin baik, makin baik dan efisien. Maka adalah pada tempatnya bila orang mengatakan bahwa belajar merupakan time consuming job.”
Dalam melakukan bimbingan belajar, guru harus memperhatikan faktor-faktor dalam belajar, yaitu: faktor anak/individu (faktor fisik dan faktor psikis seperti: motif, minat, konsentarsi perhatian , natural curiosity, balance personality/ pribadi yang seimbang, self confidence, self dicipline, intelegensi, ingatan); faktor lingkungan (tempat, alat-alat untuk belajar, suasana, waktu, pergaulan); serta faktor bahan yang dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, J. Ma’mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.
Djumhur & Moh. Surya. Tanpa Tahun. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu.
Umar, M. & Sartono. 2001. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan & Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: CV Andi Offset.
[1]Djumhur & Moh. Surya, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah (Bandung:CV. Ilmu, tanpa tahun), hlm. 35 .
[2] Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm. 111.
[3] W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling ( Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 140-141.
[5] Bimo Walgito, Bimbingan & Konseling (Studi dan Karir)(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2005), hlm. 151-157.
0 Response to "Makalah Bimbingan dan Penyuluhan (Bimbingan Belajar)"
Post a Comment